Kemudianpertanyaan yang keenam dan terakhir ditanya oleh Al- Ghazali adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "Pedang" "Benar," kata Imam Al-Ghazali. "Tetapi yang paling tajam adalah lidah manusia". Karena melalui lidah manusia ia bisa menyakiti hati dan melukai perasaan orang lain." []
Oleh Hasan Basri Tanjung Imam al-Gazali wafat 1111 M adalah ulama terkemuka dan termasyhur dalam dunia Islam memberi petuah lewat pertanyaan. Ia sangat mumpuni dalam bidang syariah fikih, kalam, filsafat, dan tasawuf. Karya-karyanya begitu banyak dijadikan rujukan dan memberi inspirasi bagi generasi berikutnya. Imam al-Ghazali bertanya kepada murid-muridnya akan enam hal biasa, tapi kemudian dijawab dengan luar biasa sebagai sebuah petuah. Pertama, "Apakah yang paling dekat dengan diri kita?" Murid-muridnya menjawab "Orang tua, guru, teman dan kerabat." Sang Imam menghargai jawaban itu meski tidak sesuai harapan. Lalu beliau berkata "Yang paling dekat adalah kematian." Sebab, setiap yang bernyawa pasti mati QS [3]185, [29] 57, [21] 35, tanpa diduga QS [21] 34, sudah pasti dan tak bisa dipercepat atau diperlambat QS [10] 49, [63] 11, dan tak bisa dihindari QS [4] 78, [62] 8. Kedua, "Apakah yang paling jauh dari diri kita?" Murid-muridnya menjawab "Negeri Cina, Bulan, Matahari, dan Bintang." Sang Imam berkata "Yang paling jauh adalah waktu yang telah berlalu." Waktu tak pernah berhenti hingga akhir masa kiamat. Jika berlalu, tak pernah kembali. Semenit yang berlalu, lebih jauh dari seribu tahun yang akan datang. Dalam Alquran sedikitnya ada 224 kali dijelaskan tentang waktu, termasuk Allah bersumpah atasnya. Ketiga, "Apakah yang paling besar di dunia ini?" Ada yang menjawab dengan gunung, Matahari, Bumi, dan lainnya. Al-Ghazali menjawab "Yang paling besar adalah hawa nafsu." Manusia bisa bertindak seperti binatang atau bahkan lebih hina karena tidak mampu mengendalikan hawa nafsu. QS [7] 179. Kita lihat, pejabat negara, politikus, birokrat, orang tua, guru dan siapa saja tertunduk malu karena tidak mampu mengendalikan hawa nafsu, baik syahwat, kekuasaan, maupun harta benda korupsi. Keempat, "Apakah yang paling berat di muka bumi ini?" Muridnya menjawab "Baja, gulungan besi, gajah, dan lain-lain. Beliau melanjutkan "Yang paling berat adalah amanah." Manusia diutus ke muka bumi ini untuk menjadi khalifah QS [2] 30 dan diberi amanah memakmurkan alam semesta QS [11]61. Kelima, "Apakah yang paling ringan di dunia ini?" Ada yang menjawab, yang paling ringan adalah kapas, angin, debu dan dedaunan kering. Al-Ghazali menjawab "Yang paling ringan adalah meninggalkan shalat." Shalat adalah tiang agama, siapa yang mendirikannya berarti menegakkan agama dan siapa meninggalkan sama dengan ia meruntuhkan agama. HR Tabrani. Ringan dan mudah meninggalkannya, tapi tidak semudah menjalankannya. Keenam, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?" Dijawab oleh murid-muridnya dengan pedang. Al-Ghazai berkata "Yang paling tajam adalah lidah." Pepatah Arab menyebutkan, "Kalau pisau melukai badan, masih ada harapan sembuh. Tapi, jika lidah melukai hati, ke mana obat akan dicari." Pepatah lain mengatakan "Seorang bisa mati karena terpeleset lidahnya, tapi tidak akan mati karena terpeleset kakinya." Khuluqul Muslim, al-Ghazali, hlm 163. Wallahu a'lam bish-shawab. sumber Republika
PertanyaanKeenam: Imam Ghazali : "Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? " Murid- Murid dengan serentak menjawab : "Pedang" Imam Ghazali : "Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Posted by Derry Adrian Saleh on March 18, 2023 in Pendidikan ∞ oleh Alhafizh Kurniawan Imam Al-Ghazali mengilustrasikan pertanyaan yang diajukan oleh orang yang tidak tahu sebagai keterangan penyakit yang diajukan oleh pasien kepada dokter. Sedangkan jawabannya diumpamakan sebagai upaya dokter dalam menyembuhkan penyakit tersebut. Orang bodoh adalah pasien yang sakit. Sedangkan ulama adalah dokternya. Ulama yang kurang memenuhi syarat tidak layak menjadi dokter. Mereka yang layak mengobati penyakit kebodohan adalah ulama yang memenuhi syarat kesempurnaan al-alimul kamil karena ia dapat mengetahui hakikat penyakit. Ketika penyakit terlalu parah dan tidak mungkin dapat diobati, seorang dokter yang sangat ahli dan berpengalaman sekalipun kadang tidak berupaya mengobati penyakit pasien. Seorang ulama tidak selalu menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat karena kebodohan terbagi empat jenis kata Imam Al-Ghazali. واعلم أن مرض الجهل أربعة أقسام ثلاثة لاعلاج لها وواحد يمكن علاجه Artinya, “Ketahuilah, penyakit kebodohan ada empat jenis. Tiga di antaranya tidak dapat disembuhkan. Tetapi satu lainnya kemungkinan dapat disembuhkan,” Lihat Imam Al-Ghazali, Khulashatut Tashanif fit Tashawwuf pada Majmu’atu Rasa’ilil Imam Al-Ghazali, [Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah tanpa tahun] halaman 189. Pertama, pertanyaan atau keterangan pengantar yang bersumber dari hasad atau kedengkian. Hasad adalah penyakit yang hampir-hampir tidak dapat disembuhkan. Setiap kali pertanyaan ini dijawab dengan beragam penjelasan dan jawaban sebaik apapun, maka jawaban itu hanya menambah hasad orang yang bertanya. Hasad orang itu akan menambah kesombongan pasien. Al-Imam Al-Ghazali menyarankan kita untuk tidak menjawab pertanyaan jenis ini. Ia mengutip syair sebagai berikut كلُّ العداوة قد ترجى إزالتها إلا عداوة من عاداك من حسد Artinya, “Setiap permusuhan terkadang dapat diharapkan hilang padam kecuali permusuhan yang memusuhimu karena hasad,” Lihat Imam Al-Ghazali, Khulashatut Tashanif fit Tashawwuf 189. Al-Imam Al-Ghazali menyarankan kita untuk mengabaikan dan berpaling dari pertanyaan orang dengki sebagai bentuk pengamalan Surat An-Najm ayat 29. Penjelasan dan upaya penyembuhan ketidaktahuan seseorang yang dilatari kedengkian hanya akan menyalakan api kedengkiannya. Pasalnya, pertanyaan yang dilontarkan memang bukan diniatkan untuk mengobati ketidaktahuannya, tapi karena kedengkiannya. فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا Artinya, “Berpalinglah dari orang yang berpaling dari mengingat Kami; dan yang tidak menginginkan selain kehidupan dunia,” Surat An-Najm ayat 29. Kedua, penyakit yang bersumber dari kedunguan dan kebebalan al-hamaqah atau al-ahmaq. Penyakit ini hampir tidak dapat disembuhkan. Nabi Isa AS mengatakan, “Aku berdaya untuk menghidupkan orang mati. Tetapi aku tidak berdaya memperbaiki orang bebal.” Orang dungu atau bebal adalah orang yang mempelajari satu dua hari satu bab sebuah ilmu dan belum masuk sama sekali mempelajari ilmu aqli salah satunya ilmu kalam, ilmu tauhid, atau ilmu logika dan ngeyelnya setengah mati. Orang seperti ini dijelaskan juga tidak mau mengerti karena bawaan ilmu segenggam atau seujung kuku. Tetapi nahasnya dengan bekal ilmu sehari atau dua hari itu, ia mengajukan pertanyaan sejenis sanggahan atau penolakan kepada ulama yang menghabiskan usianya untuk mempelajari dan memperdalam berbagai ilmu pengetahuan yang serumpun. Orang dungu atau bebal tidak menyadari penolakan atau sanggahan seorang pelajar pemula kepada seorang alim guru besar bersumber dari kebodohan dan ketidaktahuan. Ia tidak menyadari kemampuan dirinya dan kapasitas keilmuan guru besar tersebut karena kedunguan dan kebebalannya. Oleh karena itu, kita disarankan untuk berpaling dan mengabaikan jawaban untuk orang seperti ini. Lihat Imam Al-Ghazali, Khulashatut Tashanif fit Tashawwuf 189. Pada kesempatan lain, Imam Al-Ghazali mengatakan, orang dungu atau bebal adalah orang yang menuntut sedikit kurang dari satu bab dari bagian ilmu sebentar atau instan zamanan qalilan baik ilmu aqli maupun ilmu syariat. Ia mencoba mengajukan pertanyaan kepada seorang ulama besar yang menghabiskan umurnya untuk ilmu aqli dan ilmu sya’ri. Tetapi konyolnya, ia menyangka bahwa sebuah materi pengetahuan yang problematik musykil menurutnya juga musykil menurut si alim besar. Lihat Imam Al-Ghazali, Ayyuhal Walad pada Majmu’atu Rasa’ilil Imam Al-Ghazali, [Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah tanpa tahun] halaman 283. Ketiga, penyakit orang yang melontarkan pertanyaan karena kelemahan daya pikir atau IQ rendah baladah atau balid. Orang ini meminta penjelasan atas ucapan ulama. Tetapi ia sebenarnya tidak memiliki kecakapan untuk memahami hakikat ucapan ulama karena keterbatasan daya pikirnya. Ia menanyakan pandangan-pandangan dan pokok pikiran ulama yang pelik, jelimet, rumit, abstrak, atau “tinggi” lagi-lagi karena keterbatasan daya jangkau pikirannya. Tetapi ia tidak menyadari kapasaitas daya pikirnya. Untuk orang ini, Imam Al-Ghazali menyarankan kita untuk mengabaikan pertanyaan mereka sesuai sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini نحن معاشر الأنبياء أمرنا بأن نكلم الناس على قدر عقولهم Artinya, “Kami para nabi diperintahkan untuk berbicara kepada umat manusia sesuai kapasitas daya pikir mereka.” Keempat, penyakit orang yang mencari petunjuk dan ia memiliki kecerdasan, kecakapan, dan kapasitas serta daya pikir yang bagus untuk menerima pelajaran. Ia tidak terpengaruh dan terbawa hanyut oleh marah, syahwat, hasad, kerakusan pada harta, dan nafsu gila kekuasaan. Ia adalah orang yang mencari jalan kebenaran. Ia melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak membingungkan Pasien seperti ini, kata Al-Imam Al-Ghazali, dapat disembuhkan. Upaya pengobatan terhadap orang seperti ini layak bahkan wajib ditempuh. Wallahu a’lam. Tags memahami

Semuajawaban hampir benar, kata Imam Ghazali, tapi yang paling berat adalah "memegang amanah." Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?" Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghazali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan "shalat".

IMAM Ghazali adalah salah satu ulama salaf dulu yang berjasa bagi perkembangan umat silam, salah satunya dalam bidang pendidikan. Namun, tak hanya pendidikan dan fiqih, Imam Ghazali juga dinilai sebagai ulama bijak yang senantiasa memberikan nasehat dan pesan-pesan yang menggugah hidup manusia. Inilah enam pesan Imam Ghazali kepada manusia yang beliau rangkum dalam enam pertanyaan dan enam jawaban BACA JUGA Pertanyaan Imam Ghazali pada Murid-muridnya 1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia? Jawab “Mati” 2. Apa yang paling jauh dari kita di dunia? Jawab “Masa lalu” 3. Apa yang paling besar di dunia? Jawab “Nafsu” 4. Apa yang paling berat di dunia? Jawab “Amanah” Foto Pexels 5. Apa yang paling ringan di dunia? Jawab “Meninggalkan sholat” BACA JUGA 8 Hal yang Dianjurkan Imam Ghazali ketika Sakit 6. Apa yang paling tajam di dunia? Jawab “Lidah”. Semoga enam pesan Imam Ghazali di atas bisa memberikan hikmah bagi kita semua. []

Secarakeseluruhan, al-Ghazali menghabiskan sebagian besar dekade pengembaraan dengan keraguan tentang kehidupan dan ragam pertanyaan-pertanyaan yang terus berputar di kepalanya. Selanjutnya dia kembali ke Nishapur, dia tinggal di sana hanya beberapa kilometer dari kampung halamannya. Baca juga: Nasehat Imam Al-Ghazali dalam Mengendalikan Amarah
IMAM al Ghazali adalah salah satu ulama salaf dulu yang berjasa bagi perkembangan umat silam, salah satunya dalam bidang pendidikan. Namun, tak hanya pendidikan dan fiqih, al Ghazali juga dinilai sebagai ulama bijak yang senantiasa memberikan nasehat dan pesan-pesan yang menggugah hidup manusia. Inilah enam Pesan Imam al-Ghazali kepada manusia yang beliau rangkum dalam enam pertanyaan dan enam jawaban 1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia?Jawab “Mati”2. Apa yang paling jauh dari kita di dunia?Jawab “Masa lalu”3. Apa yang paling besar di dunia?Jawab “Nafsu”4. Apa yang paling berat di dunia?Jawab “Amanah”5. Apa yang paling ringan di dunia?Jawab “Meninggalkan sholat”6. Apa yang paling tajam di dunia?Jawab “Lidah” Semoga enam pesan Imam al Ghazali di atas bisa memberikan hikmah bagi kita semua. []
Pelajarandari Syech abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali atau lebih dikenal dengan sebutan Iman Al-Ghozali seorang tokoh besar dalam sejarah Islam, Beliau adalah pengarang kitab Ihya'Ulumudin. Suatu hari Beliau mengajukan Enam pertanyaan pada saat berkumpul dengan murid-muridnya. Pertanyaan Pertama :
EnamPertanyaan Imam Al-Ghazali Kepada Muridnya. As-Syekh abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali atau lebih dikenal dengan sebutan Imam Al-Ghozali adalah seorang tokoh besar dalam sejarah Islam. Imam Al-Ghozali mengajukan Enam pertanyaan pada saat berkumpul dengan murid-muridnya.
Tepatnyaenam pertanyaan imam Al Ghazali kepada para muridnya tentunya memiliki nilai kandungan yang bagus untuk diambil hikmahnya. Suatu ketika Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya. Pertanyaan pertama Wahai murid-muridku sekalian, coba kalian jawab "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"
  1. Уርод шуф
  2. Суጦоскυψу мዮ ሽжас
  3. Уք ճθфущաρу ኔаши
AdalahImam Al Ghozali, memberikan kita pelajaran melalui pemahamannya yang dalam. Pada suatu hari, dalam majelis ilmu yang dihadiri oleh banyak muridnya, Imam Al Ghozali bertanya enam pertanyaan. Pertama, beliau bertanya, apakah yang "paling dekat" dengan diri kita? Para murid saling bergatian menjawab, saudara, orang tua, pakaian, dan sebagainya.
PadaSuatu hari, Imam Al Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghazali mengajukan 6 pertanyaan. Pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman,dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "mati". PertanyaanImam al-Ghazali yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?" Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan". Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat. Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan sholat, gara-gara bermesyuarat kita meninggalkan sholat.
KhutbahJum'at: Enam Pertanyaan Imam Al Ghazali Kepada Muridnya. Khutbah ini saya sampaikan di Kedutaan Besar Republik Indoneseia (KBRI) Maroko Afrika. 08-03-2013. Pertema marilah bersyukur pada Allah SWT, tuhan yang telah memberikan makhluqnya nikmat yang begitu banyak, hingga akal manusia tak mampu untuk menghitung, walaupun berbagai alat
Vgx3Wv.
  • s7oatlk35b.pages.dev/53
  • s7oatlk35b.pages.dev/435
  • s7oatlk35b.pages.dev/709
  • s7oatlk35b.pages.dev/779
  • s7oatlk35b.pages.dev/947
  • s7oatlk35b.pages.dev/347
  • s7oatlk35b.pages.dev/844
  • s7oatlk35b.pages.dev/498
  • pertanyaan imam al ghazali